Pertumbuhan adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat
progresif dan kontinu dan berlangsung dalam periode tertentu. Pertumbuhan
itu meliputi perubahan progresif yang bersifat internal maupun eksternal. Perubahan internal antara lain, meliputi
perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya besar dan berat jantung
dan paru-paru, serta bertambah sempurnanya sistem kelenjar endoktrin/kelamin
dan berbagai jaringan tubuh. Adapun
perubahan eksternal meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya
lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya
organ seks, dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder (Hurlock
E.B., 1991).
a. Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Tingkah Laku
Konsisten dengan
konsep dasar bahwa individu merupakan satu kesatuan psiko-fisik yang tidak
dapat dipisah-pisahkan maka pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh terhadap
tingkah laku.
Pertumbuhan fisik pada
gilirannya akan membawa sampai pada kondisi jasmaniah yang siap untuk
melaksanakan tugas perkembangan pada periode berikutnya. Pada gilirannya,
terjadilah perubahan tingkah laku yang progresif dan semakin sempurna.
Misalnya, pertumbuhan yang semakin sempurna pada otak menyebabkan susunan
syaraf menjadi lebih kompleks dan sistem syaraf menjadi lebih sempurna sehingga
kemampuan berpikir menjadi lebih tinggi.
b. Karakteristik Pertumbuhan Fisik Remaja
Pesatnya pertumbuhan
fisik pada masa remaja sering menimbulkan kejutan pada diri remaja itu sendiri.
Kadang-kadang remaja dikejutkan dengan perasaan bahwa tangan dan kakinya
terlalu panjang sehingga tidak seimbang dengan besar tubuhnya. Oleh karena itu,
seringkali gerak-gerik remaja menjadi serba canggung dan tidak bebas. Gangguan
dalam bergerak yang disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan fisik pada remaja
seperti itu dikenal dengan istilah gangguan regulasi.
Pada remaja pria,
pertumbuahn lekum menyebabkan suara remaja itu menjadi parau untuk beberapa
waktu dan akhirnya turun satu oktaf. Pertumbuhan kelenjar endoktrin yang telah
mencapai taraf kematangan sehingga mulai berproduksi menhasilkan hormon yang
bermanfaat bagi tubuh. Akibatnya, remaja mulai merasa tertarik pada lawan
jenis. Pada waktu tidur, karena ketertarikan kepada lawan jenis yang disebabkan
oleh berkembangnya hormon mengakibatkan remaja pria sering bermimpi basah.
Disisi lain, perkembangan hormon pada remaja putri menyebabkan mereka mulai
mengalami menstruasi yang seringkali pada awal mengalaminya menimbulkan
kegelisahan. Pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja sangat membutuhkan
zat-zat pembangun yang diperoleh dari makanan sehingga remaja pada umumnya
menjadi pemakan yang kuat.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
Ada sejumlah faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor internal
Faktor internal adalah
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu. Termasuk kedalam faktor
internal adalah sebagai berikut :
-
Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya, anak yang ayah dan ibunya
bertumbuh tinggi cenderung lebih lekas menjadi tinggi daripada anak yang
berasal dari orang tua yang bertubuh pendek.
-
Kematangan, secara sepintas pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah
direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang
bergizi tinggi, tetapi kalau saat kematangan belum sampai, pertumbuhan akan
tertunda. Misalnya, anak berumur tiga bulan diberi makanan yang cukup bergizi
supaya pertumbuhan otot kakinya berkembang sehingga mampu untuk berjalan. Ini
tidak mungkin berhasil sebelum mencapai umur lebih dari sepuluh bulan.
1. Faktor eksternal
Faktor eksternal ialah
faktor yang berasal dari luar diri anak. Termasuk kedalam faktor eksternal
adalah sebagai berikut :
-
Kesehatan, anak yang sering sakir-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat.
-
Makanan, anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat. Sebaliknya yang
cukup gizi pertumbuhannya pesat.
-
Stimulasi lingkungan, individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan
percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat
latihan.
d. Perbedaan Individual dalam Pertumbuhan Fisik
faktor-faktor internal
dan eksternal yang semuanya ikut memengaruhi pertumbuhan individu mudah dimengerti
bahwa pertumbuhan fisik akan sangat bervariasi. Perbedaan faktor keturunan,
kondisi kesehatan, gizi makanan, dan stimulasi lingkungan menyebabkan perbedaan
pertumbuhan fisik individu. Aak yang selalu sehat dengan makanan yang cukup
mengandung gizi akan menunjukkan pertumbuhan fisik yang lebih cepat dari pada
anak yang sering sakit-sakitan dan kekurangan gizi. Anak-anak dari ayah dan ibu
yang jangkung cenderung menjadi cenderung pula dan mengalami pertumbuhan fisik
lebih cepat daripada anak-anak yang orang tuanya bertubuh pendek. Pertumbuhan
fisik juga menunjukkan perbeedaan yang mencolok antara remaja putri dengan
remaja putra. Pada umumnya, remaja putri lebih cepat pertumbuhan fisiknya
daripada remaja putra. Namun demikian, pada suatu periode tertentu anak
laki-laki menyusul dengan kecepatan meelebihi anak perempuan sehingga pada
akhirnya anak laki-laki mempunyai tinggi, besar, dan berat badan melebihi anak
perempuan. Ini tidak berarti bahwa semua anak laki-laki pasti lebih besar
daripada anak perempuan. Sebab ada juga anak perempuan yang tinggi besar dan
ada juga anak laki-laki yang kerdil.
e. Upaya Membantu
pertumbuhan Fisik dan Implikasinya bagi Pendidikan
Dalam batas-batas
tertentu, percepatan pertumbuhan fisik dapat dibantu dengan berbagai usaha atau
stimulasi secara sistematis, antara lain sebagai berikut :
1. Menjaga kesehatan badan
Kebiasaan hidup sehat,
bersih, dan olahraga secara teratur akan dapat membantu menjaga kesehatan
pertumbuhan tubuh. Namun apabila ternyata masih terkena penyakit, haruslah
segera diupayakan agar lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan fisik.
1. Memberi makanan yang baik
Makanan yang baik
adalah makanan yang banyak mengandung gizi, segar, dan sehat, serta tidak
tercemar ole kotoran ataupun penyakit. Baik buruknya makanan yang dimakan oleh
anak akan menentukan pula kecepatan pertumbuhan fisik. Para remaja mengalami
pertumbuhan fisik yang cepat. Oleh karena itu, memerlukan zat-zat pembangun
yang terdapat dalam makanan sehingga menyebabkan para remaja pada umumnya nafsu
makan. Jika makanan yang dimakan cukup mengandung gizi, kebutuhan zat pembangun
bisa terpenuhi sehingga pertumbuhan menjadi lancar. Sebaliknya, jika kebutuhan
zat pembangun tidak terpenuhi, pertumbuhan fisik akan menjadi terhambat dan
kurang lancar.
Implikasi bagi
pendidikan adalah perlunya memperhatikan faktor-faktor berikut ini :
-
Sarana dan prasana
Faktor sarana dan
prasarana ini jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan pada anak. Misalnya,
tempat duduk yang kurang sesuai serta ruangan yang gelap dan terlalu sempit
akan menimbulkan gangguan kesehatan.
-
Waktu istirahat
Untuk menghilangkan
rasa lelah dan mengumpulkan tenaga baru, istirahat sangat diperlukan. Terus
menerus bekerja tanpa ada waktu dapat menimbulkan kelelahan yang mendatangkan
kerugian bagi kesehatan. Oleh karena itu, dalam belajarpun sangat penting
memperhatikan pengaturan waktu istirahat bagi anak-anak karena dalam belajar
dikenal adanya istilah yang disebut dengan biorama, yang berarti kemampuan anak
berkonsentrasi akan sangat dipengaruhi oleh irama stamina biologis pada anak
itu sendiri. Berkaitan dengan biorama ini, ada rumus pengaturan belajar yang
dikenal dengan “lima kali dua lebih baik dari pada dua kali lima”. Artinya,
belajar sebanyak lima kali yang masing-masing berlangsung selama dua jam,
hasilnya akan lebih baik daripada beelajar sebanyak dua kali yang masing-masing
berlangsung selama lima jam. Ini berkaitan dengan kemampuan stamina tubuh untuk
konsentrasi, dalam belajar guna menyerap isi yang tergantung dalam materi
pelajaran.
Perkembangan Fisik Pada Remaja
Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik.
Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan
eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormone
seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus
jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya. Misalnya : remaja jadi sering
berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan
bentuk tubuhnya, dan sebagainya.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja, sebagaimana dikemukakan oleh Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Jadi remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri.
Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut :
Perempuan
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja, sebagaimana dikemukakan oleh Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Jadi remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri.
Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut :
Perempuan
·
Pertumbuhan payudara (3
- 8 tahun)
·
Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan
(8 -14 tahun)
·
Pertumbuhan badan (9,5 -
14,5 tahun)
·
Menarche/menstruasi (10
– 16 tahun, kadang 7 thn)
·
Pertumbuhan bulu ketiak
(2 tahun setelah rambut pubis)
·
Kelenjar menghasilkan
minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
Laki-laki
·
Pertumbuhan testis (10 –
13,5 tahun)
·
Pertumbuhan rambut
pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
·
Pembesaran badan (10,5 –
16 tahun)
·
Pembesaran penis (11 –
14,5 tahun)
·
Perubahan suara karena
pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis)
·
Tumbuhnya rambut di
wajah dan ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
·
Kelenjar menghasilkan
minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.
0 komentar:
Post a Comment