Untuk mendownload file PDF makalah ini silahkan (klik disini) atau masuk ke menu Download
MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM, KONSEP, FUNGSI DAN PRINSIP
Keyword : konsep manajemen pendidikan, konsep manajemen pendidikan islam, fungsi dan prinsip
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Manajemen pendidikan islam, mungkin merupakan kata yang
sering kita kenal, kita dengar bahkan kita kerjakan, akan tetapi banyak dari
kita yang mungkin belum paham sepenuhnya makna dari
definisi manajemen pendidikan islam tersebut. Maka dari itu kita
harus lihat apa sesungguhnya makna atau definisi dari manajemen pendidikan islam. Ada
bermacam-macam pendapat yang mengemukakan tentang definisi manajemen pendidikan
islam, oleh karena itu kita memerlukan kesepakatan terlebih dahulu apa yang di
maksud dengan manajemen pendidikan islam.
Sejalan dengan perubahan zaman modern ini tentang
pengetahuan manajemen yang harus kita ketahui, maka dari itu kita harus
mengetahui apa sesungguhnya definisi dari manajemen itu sendiri, Manajemen
pendidikan islam berkaitan erat dengan masalah pengelolaan dalam sebuah lembaga
pendidikan, terutama pendidikan islam, di dalam dunia pendidikan tentunya di
butuhkan sebuah prngelolaan yang baik,
karena maju berkembangnya dalam sebuah lembaga pendidikan tergantung dari sistem
pengelolaan manajemennya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas maka terdapat
beberapa permasalahan yang timbul yaitu sebagai berikut :
1. Apa definisi Manajemen Pendidikan Islam?
2. Apa fungsi Manajemen Pendidikan Islam
3. Apa prinsip Manajemen Pendidikan Islam?
C.
TUJUAN
PEMBUATAN MAKALAH
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk
memenuhi tugas mata kuliahmanajemenpendidikanislam, selain itu juga memberikan suatu informasi yang berhubungan
dengan manajemenpendidikanislam yaitu :
1. UntukmengetahuidefinisiManajemenPendidikan
Islam.
2. UntukmengetahuifungsiManajemenPendidikan
Islam.
3. UntukmengetahuiprinsipManajemenPendidikan
Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI MANAJEMEN PENDIDKAN ISLAM
Sebelum mengkaji mengenai
manajemen pendidikan islam kita terlebih dahulu mengetahui definisi dari
manajemen. Kata “manajemen” saat ini sudah
banyak sekali di enal di Indonesia, baik di lingkungan swasta, perusahaan,
maupun pendidikan. Berdasarkan kenyataan yang ada ini menunjukan bahwa
manajemen telah di terima dan di butuhkan kehadirannya di masyarakat. Semula
manajemen yang berasal dari bahasa Inggris:Management
dengan kata kerja to manage, di
artikan secara umum sebagai mengurusi. Selanjutnya banyak penulis yang telah
berusaha untuk memberikan definisi atau batasan tentang pengertian manajemen.
Berikut ini beberapa definisi tentang manajemen sebagai berikut:
Marry papker Follett, “
Manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Pengertian ini mengandung arti bawa para
manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain
untuk melaksanakan berbagai tugas yang memungkinkan di perlukan, atau berarti
dengan tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri”.[1]
James A.F. Stoner mengemukakan
bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan.[2]
Manajemen juga sering di
artikan sebagai ilmu pengetahuan karena manajemen di pandang sebagai suatu
bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan
bagaimana seseorang bekerjasama untuk mencapai tujuan dan membuat system
kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.[3]
Menurut Muhaimin[4]
(2010: 4) manajemen pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam
pengembangan pendidikan. Dalam arti, ia merupakan seni dan ilmu mengelola
sumber daya pendidikan Islam untukmencapai tujuan pendidikan Islam secara
efektif dan efisien.
Arikunto “ manajemen pendidikan
adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengolahan
usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan,
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah di tetapkan sebelumnya secara
efektif dan efisien.[5]
Arifudin Arif “Pendidikan islam pendidikan yang berdasarkan ajaran islam
atau tuntutan agama islam dalam usaha membina dan membentuk pribadi muslim yang
bertakwa kepada Allah Swt.”
Dalam pendidikan Islam dikenal
juga manajemen pendidikan islam. Secaraumum, manajemen pendidikan Islam
memiliki banyak kesamaan denganmanajemen pendidikan secara umum, namun ada
perbedaan dalam beberapakarakter. Diantara karakteristik yang membedakan teori
manajemen dalam Islamdengan teori lain adalah fokus dan konsen teori Islam
terhadap segala variabel yangberpengaruh (influence) terhadap aktivitas
manajemen dalam dan di luar organisasi(perusahaan, negara), dan hubungan
perilaku individu terhadap faktor-faktor social yang berpengaruh. Teori Islam
memberikan injeksi moral dalam manajemen, yaknimengatur bagaimana seharusnya
individu berprilaku. Tidak ada manajemen dalamIslam kecuali ada nilai atau
etika yang melingkupinya, sebagaimana tidak mungkinmembangun masyarakat Muslim
tanpa didasari dengan akhlak.
Mujamil Qomar “manajemen
pendidikan islam adalah suatu proses pengelolaan secara islami terhadap lembaga
pendidikan islam dengan cara menyiasati sunber-sumber belajar dan hal-hal yang
terkait untuk mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien.”[6]
Kemudian dari beberapa definisi di atas maka pengertian dari Manajemen
pendidikan islam adalah suatu proses penataan/pengelolaan lembaga pendidikan
islam yang melibatkan sumber daya manusia muslim dan non manusia dalam
menggerakannya untuk mencapai tujuan pendidikan islam secra efektif dan
efisien.[7]
B. FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Istilah manajemen berhubungan
dengan usaha untuk tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumber daya-sumber daya
yang tersedia dalam organisasi/lembaga pendidikan islam dengan cara yang sebaik
mungin.
Manajemen bukan hannya mengatur
tempat melainkan lebih dari itu adalah mengatur orang per orang. Dalam mengatur
orang di perlukan seni dengan sebaik-baiknya sehingga kepala sekolah yang baik
adalah kepala sekolah yang mampu menjadikan setiap pekerja menikmati pekerjaan
mereka. Jika setiap orang yang bekerja menikmati pekerjaan mereka hal itu
menandakan keberhasilan seorang kepala sekolah.
Di dalam proses manajemen digambarkan
fungsi-fungsi manajemen secara umum yang di tampilkan kedalam perangkat
organisasi yang mulai dikenal dengan teori manajemen klasik. Para ahli
manajemen mempunyai perbedaan pendapat dalam merumuskan proses manajemen
sebagaimana penjelasan berikut :
1.
Menurut Skinner, fungsi
manajemen meliputi: planning, organizing,
staffing, directing, and controlling.
2.
Steppen P. Robin, fungsi
manajemen meliputi: planning, organizing,
laeding and controlling.
3.
Gulick mengedepankan proses
manajemen mulai dari planning,
organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, and budgetitng.
4.
Fayol yang di kenal sebagai
bapak manajemen ilmiah (scientific
Manajemen) mengedepankan proses manajemen
sebagai berikut: planning,
organizing, commanding, coordinating , controlling.[8]
Namun pada intinya terdapat beberapa bagian yang
mengandung kesamaan. Berdasarkan proses manajemen sebagaimana telah di
kemukakan oleh para ahli tersebut, makapakar manajemen era sekarang
mengabstraksikan proses manajemen menjadi 4 proses yaitu: planning, organizing,
actuating, controlling, (POAC).
Proses siklus manajemen di gambarkan
sebagai berikut:
Gambar 1.1 Siklus Proses Manajemen
Dalam hal ini para pakar manajemen pendidikan islam
merumuskan proses manajemen pedidikan islam menjadi perencanaan pendidikan
islam dan pengawasan pendidikan islam.
Siklus proses manajemen pendidikan Islam ini juga dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.2 Siklus Proses Manajemen Pendidikan Islam
1. PerencanaanPendidikan islam
Dalam manajemen islam di
sebuykan bahwa semua tindakan Rasulullah selalu membuat perencanaan yang
teliti. Proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan segala sesuatu secara
sistematis melahirkan keyakinan yang berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan
aturan serta memiliki manfaat.
“ Di antara
baiknya , indahnya ke Islaman seseorang adalah yang selalu meninggalkan
perbuatan yang tidak ada manfaatnya”. (HR Tirmidzi)
Perbuatan yang tidak ada
manfaatnya sama saja perbuatan yang tidak pernah di rencanakan, jika perbuatan itu tidak pernah di rencanakan maka
tidak termasuk dalam kategori manajemen pendidikan islam yang baik. Perencanaan
merupakan suatu proses berfikir. Di sini Nabi menyatakan bahwa berfikir itu adalah
ibadat. Jadi, sebelum kita melakukan sesuatu wajiblah dipikirkan terlebih
dahulu. Ini berarti bahwa semua pekerjaan harus diawali dengan perencanaan.
Allah memberika kepada kita akal dan ilmu guna melakukan suatu ikhtiar, untuk
menghindari kerugian/kegagalan. Ikhtiar disini adalah suatu konkrentasi atau
perwujudan dari proses berfikir, dan merupakan konkrentasi dari suatu
perencanaan.[9]
2.
Pengorganisasian Pendidikan
Islam
Pengorganisasian adalah suatu mekanisme atau suatu
struktur, yang terstruktur itu semua subjek, perangkat lunak dan perangkat
keras yang kesemuanya dapat bekerja secara efektif, dan dapat di manfaatkan
menurut fungsi dan porsinya masing-masing.
Firman Allah yang artinya “Setiap orang mempunyai tingkatan menurut pekerjaan masing-masing”.
(Surat Al-An’am: 132)
“Bekerjalah kamu nanti Allah akan memperhatikan bukti pekerjaan kalian
masing-masing”. (Surat At-Taubah: 105)
Dalil-dalil diatas dari nash Al
qur’an yang dengan tefas dan jelas menunjukan bahwa manusia dalam prakteknya
berkarya menurut kecakapan masing-masing.
Sewaktu Rasulullah membentuk
atribut_atribut Negara dalam kedudukan beliau sebagai pemeganf kekuasaan
tertinggi, beliau membentuk organisasi yang di dalamnya terlibat para sahabat
beliau [10]yang
beliau tempatkan pada kedudukan menurut kecakapan dan ilmu masing-masing. Kita
idak dapat mnengungkiri bahwa Rasulullah itu adalah seorang organisatoris
ulung, administrator yang jenius, dan pendidik yang baik, yang menjadi turutan
dan panutan, karena beliau berfungsi sebagai panutan yang baik. (uswatun hasanah).
3. Penggerakan Pendidikan Islam
Penggerakan atau actuating merupakan fungsi manajemen
yang komplek dan merupakan ruang lingkup yang cukup luas sera sangat
berhubungan erat dengan sumber daya manusia yang pada akhirnya actuating
merupakan pusat sekitar aktivitas-aktivitas manajemen. Pada suatu lembaga
pendidikan islam, kepemimpinan efektif hendaknya memberikan arah kepada usaha
dari semua personil dalam mencapai tujuan lembaga pendidikan Islam. Tanpa
kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dengan tujuan
organisasi bias kendur. Ini bias membawa pada situasi terhadap orang-orang yang
bekerja untuk mencapai tujuan pribadi mereka, sedang organisasi sendiri tidak
efektif dalam mencapai tujuan-tujuannya.[11]
4. Pengawasan Pendidikan Islam
Controlling (pengawasan) merupakan langkah penentu
terhadap apa yang harus dilaksanakan, sekaligus menilai dan memperbaiki,
sehingga pelaksanaanya sesuai dengan rencana serta terwujudnya secara efektif
dan efisien.
Menurut Siagian (1983) fungsi pengawasan yaitu upaya
penyesuaian antara rencana yang telah disusun dengan pelaksanaan atau hasil
yang benar-benar dicapai.
Tujuan pengawasan pendidikan islam haruslah positif dan
konsruktif, yaitu memperbaiki, mengurangi pemborosan waktu, uang, material dan
tenaga di lembaga pendidikan islam. Di samping
itu juga bertujuan untuk membantu menegakkan agar prosedur, program, standar
dan peraturan di taati, sehingga dapat mencapai efisiensi lembaga pendidikan
islam yang setinggi-tingginya.[12]
C.
PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan Islam
lebih khusus lagi mengarah pada manajemen yang diterapkan dalam pengembangan
pendidikan Islam.Pendidikan Islam walaupun mengandung perincian terhadap
manajemenpendidikan seperti yang terkandung dalam manajemen pendidikan
mutakhir, namunsudah pasti ia mengandung berbagai prinsip umum yang menjadi
dasar manajemenpendidikan Islamsehingga ia sejalan dengan kemajuan dan
perkembangan yang baik.
(Langgulung,
2000: 248).
Manajemen pendidikan Islam mengandung berbagai prinsip
umum yangfleksibel sehingga ia bisa sejalan dengan kemajuan dan perkembangan
yang baik.
Prinsip-prinsip inilah yang membedakan manajemen
pendidikan pada umumnyadengan manajemen pendidikan Islam.Mengenai
prinsip-prinsip manajemenpendidikan Islam banyak para pakar pendidikan Islam
yang berbeda pendapat, diantaranya Ramayulis (2008: 262) berpendapat bahwa
prinsip manajemen pendidikan Islam ada delapan prinsip diantaranya : ikhlas,
jujur, amanah, adil, tanggung jawab, dinamis, praktis, dan fleksibel. Sedangkan
Langgulung (2000: 248)berpendapat bahwa prinsip manajemen pendidikan Islam itu
ada tujuh macam,diantaranya: iman dan akhlak, keadilan dan persamaan,
musyawarah, pembagian kerja dan tugas, berpegang pada fungsi manajemen,
pergaulan dan keikhlasan. Mengacu
kepada salah satu pendapat di atas, maka secara terperinci beberapa diantara
prinsip dasar manajemen pendidikan Islam jika diterapkan dalamkonteks
persekolahan dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Ikhlas
Mengelola sekolah pada hakikatnya adalah sebuah kepercayaan dan tugas dari
Allah Swt. Sering kali dalam aplikasinya kita menghadapi beban tugas yang tidak
sebanding dengan materi yang diperoleh. Jika kita berprinsip materialistis,
tentu yang akan terjadi adalah tidak optimalnya pekerjaan yang dilakukan, sebab
kita akan selalu membandingkan apa yang kita kerjakan dengan apa yang kita
peroleh. Dalam hal ini, keikhlasan adalah sebuah prinsip yang akan mendorong
kita untuk berbuat yang terbaik meski apa yang kita peroleh tidak sebanding
dengan materi duniawi yang didapatkan, sebab kita yakin bahwa apa yang kita
lakukan semata-mata sebagai wujud ibadah dan semata-mata mengharap keridhoan
Allah Swt.
Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya:
Dan (katakanlah) : “Luruskanlah muka (diri) mu setiap
shalat dan senbahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya.
Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu
akan kembali kepada-Nya”.
(Qs. Al-A’raf : 29)
Ayat di atas mengajarkan kita untuk senentiasa
mengikhlaskan segala bentuk peribadatan kita semata-mata karena Allah Swt
disertai keyakinan bahwa Allah Swt pasti akan memberikan balasan yang setimpal
atas ibadah kita itu.Konsekwensi logis jika sebuah sekolah
dipimpin oleh seorang manajer yang memiliki prinsip ikhlas karena Allah, maka
niscaya sekolah itu akan mendapatkan perlakukan manajerial terbaik yang mampu
dilakukan oleh manajer tersebut, dan hal ini tentu akan berdampak kepada
kualitas sekolah tersebut ke depannya.
2.
Jujur
Salah satu sifat yang dimiliki Rasulullah SAW yang dibawa
sejak sebelum masa kenabian adalah jujur. Jujur menjadi identitas Muhammad SAW
yang menjadikannya dikenal dan dipercaya oleh seluruh masyarakat Arab pada
waktu itu. Tentu hal ini menjadi uswah bagi kita sebagai umatnya, betapa
kejujuran kemudian menjadi modal untuk memimpin umat. Jika kita berkaca pada
realita manajerial saat ini, maka kejujuran adalah sesuatu yang sangat mahal.
Beberapa ayat Al-Quran berbicara tentang kejujuran
berikut ini :
“Supaya
Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itukarena kebenarannya,
dan menyiksa orang munafik...
(QS. Al-Ahzab:24)
“Orang
yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yangmembenarkannya, mereka itulah
orang-orang yang bertaqwa.”
(QS. Al-Zumr:33)
“Hai orang-orang
yang beriman,bertaqwalah kepada dan hendaklah kamubersama orang-orang yang
jujur”(QS: At-Taubah: 119).
“Jikalau mereka jujur kepada Alloh, niscaya
yang demikian itu lebih baikbagi mereka”(QS: Muhammad: 21)
Dalam konteks persekolahan, kejujuran menjadi prinsip
yang sangat pentingdimiliki oleh pimpinan sekolah. Seorang pimpinan sekolah
memiliki legitimasiuntuk menetapkan banyak kebijakan sekolah, termasuk
kebijakan dalam anggaran.Dalam konteks ini, peluang untuk merekayasa data dan
melakukan kecurangansangat terbuka lebar. Namun jika memiliki prinsip
kejujuran, maka tentunya sebesarapapun peluang untuk melakukan perilaku
kebohongan, tentu tidak akan dilakukan.Konsekwensi bagi sekolah yang dipimpin
oleh seorang manajer yang jujurtentu sekolah itu akan mendapatkan hak sesuai
dengan peruntukan yang diberikankepadanya. Program-program pemerintah yang saat
ini banyak berpihak kepadapengembangan kualitas sekolah tentu akan tepat
sasaran dan peningkatan kualitaspendidikan yang diharapkan akan menjadi sebuah
keniscayaan dan tidak akanbanyak mengalami kebocoran dana atau penyalahgunaan
wewenang.
Dalam ajaran Islam, jabatan merupakan sebuah amanah yang
harusdipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban ini tidak hanya di dunia saja
kepadamanusia, namun juga di akhirat kelak kepada Allah SWT. Amanah
artinyakepercayaan, maka seseorang yang diberi amanah adalah orang yang
mendapatkankepercayaan untuk memegang suatu tugas tertentu.
Allah Swt berfirman dalam Al-Quran yang artinya:
“Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yangberhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum diantaramanusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberipengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah MahaMendengar lagi Maha Melihat.”(QS.An-Nisa’:
58).
Berdasarkan ayat di atas, maka amanah itu hendaknya
diberikan kepadaorang yang berhak menerimanya, yaitu orang-orang yang memenuhi
kriteria sesuaidengan karakteristik pekerjaan atau tugas yang akan diembannya
tersebut.Selanjutnya, orang yang diberi amanah harus mewujudkan amanah
yangdiembannya tersebut dan tidak melakukan penyelewengan atau
penyalahgunaan.Dalam konteks persekolahan, jabatan pimpinan sekolah adalah
sebuahamanah. Seorang pemimpin sekolah atau guru yang memiliki prinsip
bahwapekerjaan atau tugasnya itu adalah sebuah amanah, maka dia tentu akan
berusahamelaksanakan kepercayaan tersebut sesuai dengan tugas dan kewenangan
yangdiberikan kepadanya. Penyelewengan atau penyalahgunan terhadap tugas
danwewenang yang diembankan kepadanya mengindikasikan bahwa orang
tersebutadalah orang yang tidak amanah.Dengan demikian, sekolah yang dihuni
oleh orang-orang yang amanahdengan sendirinya akan mendapatkan sebuah kultur
kehidupan dimana semua orangberpegang dan bekerja sesuai dengan tugas dan
kewenangannya, dan hal ini tentuakan berdampak signifikan terhadap kualitas
sekolah tersebut. Segala jenis programyang dibuat sekolah tentu akan relative
lebih mudah untuk diwujudkan.
4.
Adil
Salah satu prinsip dasar yang penting dalam manajemen pendidikan
Islamadalah adil. Menurut Abuddinnata (2003: 144) keadilan adalah istilah
yangdigunakan untuk menunjukkan pada persamaan atau bersikap tengah-tengah
atasdua perkara. Keadilan ini terjadi berdasarkan keputusan akal yang dikonsultasikandengan
agama. Adil sering diartikan sebagai sikap moderat, obyektif terhadap oranglain
dalam memberikan hukuman, sering diartikan pula dengan persamaan
dankeseimbangan dalam memberikan hak orang lain tanpa ada yang dilebihkan
ataudikurangi.Berlaku adil sangat dianjurkan dalam kehidupan
sehari-hari, bahkan menjadisalah satu indikator ketakwaan seseorang. Firman Allah Swt dalam Al Qur’an surahar-Rahman/55:7-9
yang artinya :
“
Dan Allah telah meninggikan langit-langit dan Dia meletakkan neraca(keadilan) suapaya
kamu jangan melampaui batas neraca itu. Dan tegakkanlahtimbangan itu dengan
dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu”
Selanjutnya di dalam Alquran surat Al-Maidah ayat 8 Allah
Swt jugaberfirman Artinya:
“
hai orang-orang yang beriman, hendaklah Kamu Jadi orang-orang yangselalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah Swt., menjadi saksi dengan adil.
Danjanganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untukberlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
taqwa. Danbertaqwalah kepada Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt. Maha Mengetahui
apayang kamu kerjakan”.
(QS. Al-Maidah: 8)
Dalam konteks persekolahan, keadilan sering kali menjadi
hal yang sangatsensitif dan sangat rentan menimbulkan konflik manakala
ketidakadilan itu tidakterwujud. Pemberian gaji/tunjangan sampai pemberian
tugas/wewenang dantanggung jawab adalah diantara bagian manajemen persekolahan
yang memilikipeluang melahirkan ketidakadilan. Oleh karena itu, dalam manajemen
pendidikanislam, keadilan harus menjadi prinsip dasar yang dimiliki oleh
seorang pemimpin didalamnya. Sebuah sekolah yang memiliki pemimpin yang adil di
dalamnya, akanmemiliki kultur sekolah yang kondusif bagi pengembangan kualitas
didalamnya.
5.
Tanggung jawab
Dalam prinsip manajemen pendidikan Islam, tanggung jawab terhadapamanah
yang diembankan merupakan salah satu prinsip penting dalam membangunmanajemen
yang positif. Lepas tangan terhadap tanggung jawab akan melahirkanhasil
ketidakpastian program yang ingin dicapai. Beberapa dalil tentang jawab
dapatdituliskan berikut ini :
Allah SWTberfirman : Artinya: “ Allah tidak membebani seseorangmelainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Ia mendapat pahala (dari kebaikan)yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannnya.”(Qs. Al-Baqarah: 286)
Rasululah saw
bersabda :
“
Setiap kamu adalah pemimpin dan setiappemimpin akan dimintai pertanggung
jawaban atas kepemimpinannya.”(Al
Hadits)
Dalam konteks persekolahan, pemimpin yang bertanggung jawab akanmenjadi
ujung tombak keberhasilan program pendidikan didalamnya. Betapa
tidak,keseluruhan tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk mencapai program
dancita-cita ideal yang diinginkan terletak pada pemimpin sebagai motor
penggeraknya.
Oleh karena
itu, prinsip bertanggung jawab terhadap tugas dan amanah yangdiembankan
haruslah menjadi salah satu prinsip dasar yang dipegang oleh setiapmanajer.[13]
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Manajemen pendidikan islam
adalah suatu proses penataan/pengelolaan lembaga pendidikan islam yang melibatkan
sumber daya manusia muslim dan non manusia dalam menggerakannya untuk mencapai
tujuan pendidikan islam secra efektif dan efisien.Itu berarti dalam suatu lembaga pendidikan islam di perlukannya manajemen
yang baik sesuai dengan kaidah aturan dan ajaran yang ada pada Al-Qur’an dan
Hadits, adapun proses manajemen pendidikan islam meliputi
planning manajemen pendidikan islam, organizing manajemen pendidikan islam,
actuating manajemen pendidikan islam dan controlling manajemen pendidikan islam.
Selain itu dalam manajemen pendidikan islam terdapat prinsip-prinsip manajemen pendidikan
islam yaitu, ikhlas, jujur, adil, amanah dan tanggungjawab.
B.
SARAN
Demikian makalah yang dapat penulis sampaikan, tentunya dalam penyusunan makalah ini masih banyak kata-kata atau
penyampaian yang kurang jelas ataupun dalam penyajiannya yang kurang lengkap,
pastinya makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran sangatlah
penulis harapkan untuk menjadikan pelajaran pada masa mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Sulistyorini,M.pd.2009.ManajemenPendidikanIslam.Yogyakarta:
Teras
Sulhan,Muwahid. H.Soim.2013.Manajemen PendidikanIslam.Yogyakarta: Teras
Sulirtyorini.M.Faturrohman.2014.Esensi ManajemenPendidikan Islam. Yogyakarta:Teras
Fakhruin.Agus.2011.Prinsip-Prinsip ManajemenPendidikan Islam.Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2
[1]Dr.H.MuwahidShulhan, M.Ag.
H.Soim, M.Pd.I,ManajemenPendidikan Islam,(Yogyakarta:Teras,2013),
hlm 6
[2]Ibid.,hlm7
[3]Sulistyorini,M.Pd.,ManajemenPendidikan Islam,(Yogyakarya:
Teras,2009) hlm 8
[5]Sulistyorini, M. Faturrohman,EsensiManajemenPendidikan
Islam,(Yogyakarta:Teras,2014)hlm11
[7]
Sulistyorini,Manajemen Pendidikan Islam,(Yogyakarta:Teras,2009) hlm 14
[13] Fakhruin.Agus.2011.Prinsip-Prinsip ManajemenPendidikan Islam.Jurnal
Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2
BACA JUGA
BACA JUGA
- MAKALAH PENGERTIAN DAN FUNGSI KEBIJAKAN
- MAKALAH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
- MAKALAH PERENCANAAN SARPRAS PENDIDIKAN
- MAKALAH SASARAN DAN OBJEK PENILAIAN PENDIDIKAN
- MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM