LARANGAN MANUSIA UNTUK SOMBONG DAN ANGKUH DI MUKA BUMI INI.
Di
era modern saat ini di kala semua kemajuan IPTEK telah menajmur membuat hidup
manusia seakan banyak mengalami perkembangan dan perubahan yang pesat, dengan
lahirnya hal2 baru yang ada dalam kehidupan ini terkadang membuat manusia lalai
akan keberadaannya di muka bumi ini, dengan harta, tahta, yang dimilikinya
membuat seseorang mengagungkan dan membanggakannya sehingga menjadikan dirinya
sombong dan angkuh di bumi ALLAH ini, padahal telah jelas-jelas bahwa
kesombongan itu di larang dalam ISLAM, kesombongan itu tidak akan menghantarkan
pada kebaikan, bahkan justru kesombongan hanya akan menghantarkan ada kehinaan
dunia dan akhirat.
Islam
adalah agama yang mengajarkan akhlak yang luhur dan mulia. Oleh karena itu,
banyak dalil al Quran dan as Sunnah yang memerintahkan kita untuk memiliki
akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak yang tercela. Demikian pula banyak dalil
yang menunjukkan pujian bagi pemilik akhlak baik dan celaan bagi pemilik akhlak
yang buruk. Salah satu akhlak buruk yang harus dihindari oleh setiap muslim
adalah sikap
sombong.
Sikap sombong adalah memandang dirinya berada di atas kebenaran dan merasa
lebih di atas orang lain. Orang yang sombong merasa dirinya sempurna dan
memandang dirinya berada di atas orang lain. (Bahjatun Nadzirin,
I/664, Syaikh Salim al Hilali, cet. Daar Ibnu Jauzi)Islam Melarang dan Mencela Sikap Sombong
Allah Ta’ala berfirman,
وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ {18}“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)
Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).
Dosa Pertama Iblis
Sebagian salaf menjelaskan bahwa dosa pertama kali yang muncul kepada Allah adalah kesombongan. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا
إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ {34}
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah
kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia
enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)Qotadah berkata tentang ayat ini, “Iblis hasad kepada Adam ‘alaihis salaam dengan kemuliaan yang Allah berikan kepada Adam. Iblis mengatakan, “Saya diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari tanah”. Kesombongan inilah dosa yang pertama kali terjadi . Iblis sombong dengan tidak mau sujud kepada Adam” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/114, cet al Maktabah at Tauqifiyah)
BAHAYA KESOMBONGAN
Ketahuilah wahai hamba Allah yang hatinya dihiasi dengan tawadhu’ (rendah hati) bahwa bencana kesombongan itu sangat besar, orang-orang istimewa binasa di dalamnya, dan jarang orang yang bebas darinya, baik para ulama’, ahli ibadah, atau ahli zuhud. Bagaimana bencana kesombongan itu tidak besar, sedangkan kesombongan itu:
1. Dosa Pertama Yang Dengannya Allah
Azza Wa Jalla Dimaksiati. Kesombongan adalah dosa pertama yang dilakukan Iblis
laknatullah dalam bermaksiat kepada Allah Azza wa jalla. Kesombongan itu
menyeret Iblis untuk menjadikan takdir sebagai alasan terus-menerus sombong. Allah
Azza wa Jalla berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Kami
berfirman kepada para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam!,” Maka sujudlah
mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir”. [Al-Baqarah/2: 34]
2.
Kesombongan Merupakan Kawan Syirik
Dan Penyebabnya.
Oleh karena itulah Allah Azza wa Jalla menggabungkan antara kekafiran dengan kesombongan di dalam kitabNya yang mulia, Dia Azza wa Jalla berfirman:
Oleh karena itulah Allah Azza wa Jalla menggabungkan antara kekafiran dengan kesombongan di dalam kitabNya yang mulia, Dia Azza wa Jalla berfirman:
“Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud
semuanya, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk
orang-orang yang kafir”. [Shaad/38: 73-74]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
” (Bukan demikian) sebenarya telah datang
keterangan-keterangan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan
diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir”. [Az-Zumar/39: 59]
Karena barangsiapa takabbur
dari patuh kepada al-haq (kebenaran) –walaupun kebenaran itu datang kepadanya
lewat tangan seorang anak kecil atau orang yang dia benci dan musuhi- , maka
sesungguhnya takabburnya itu adalah kepada Allah, karena Allah adalah Al-Haq,
perkataanNya adalah haq, agamaNya adalah haq, al-haq merupakan sifatNya, dan
al-haq adalah dariNya dan untukNya. Maka jika seorang hamba menolak al-haq,
takabbur dari menerimanya, maka sesungguhnya dia menolak Allah dan takabbur
terhadapNya. Dan barangsiapa takabbur terhadap Allah, niscaya Allah akan
menghinakannya, merendahkan-nya, mengecilkannya, dan meremehkannya.
3. Orang-Orang Yang Sombong Tempat
Kembalinya Adalah Neraka. Oleh karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala
menjadikan neraka sebagai rumah bagi orang-orang yang sombong, sebagaimana di
dalam surat Al-Ghafir ayat 76 dan surat Az-Zumar ayat 72. Allah Azza wa Jalla
berfirman:
“Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu,
sedang kamu kekal di dalamnya”. Maka neraka Jahannam Itulah seburuk-buruk
tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri”. [Az-Zumar/39: 72]
Dan orang-orang yang sombong adalah para penduduk neraka Jahannam, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
إِنَّ أَهْلَ النَّارِ كُلُّ جَعْظَرِيٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ جَمَّاعٍ مَنَّاعٍ وَأَهْلُ الْجَنَّةِ الضُّعَفَاءُ الْمَغْلُوبُونَ“Sesungguhnya penduduk neraka adalah semua orang yang kasar lagi keras, orang yang bergaya sombong di dalam jalannya, orang yang bersombong, orang yang banyak mengumpulkan harta, orang yang sangat bakhil. Adapun penduduk sorga adalah orang-orang yang lemah dan terkalahkan”. [Hadits Shahih. Riwayat Ahmad, 2/114; Al-Hakim, 2/499]
Mereka akan merasakan berbagai macam siksaan di
dalam Jahannam, akan diliputi kehinaan dari berbagai tempat, dan akan diminumi
nanah penduduk neraka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي صُوَرِ الرِّجَالِ يَغْشَاهُمْ الذُّلُّ مِنْ كُلِّ
مَكَانٍ فَيُسَاقُونَ إِلَى سِجْنٍ فِي جَهَنَّمَ يُسَمَّى بُولَسَ تَعْلُوهُمْ
نَارُ الْأَنْيَارِ يُسْقَوْنَ مِنْ عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ طِينَةَ الْخَبَالِ
“Pada hari kiamat orang-orang yang sombong akan
digiring dan dikumpulkan seperti semut kecil, di dalam bentuk manusia, kehinaan
akan meliputi mereka dari berbagai sisi. Mereka akan digiring menuju sebuah
penjara di dalam Jahannam yang namanya Bulas. Api neraka yang sangat panas akan
membakar mereka. Mereka akan diminumi nanah penduduk neraka, yaitu thinatul
khabal (lumpur kebinasaan)”. [Hadits Hasan. Riwayat Bukhari di dalam al-Adabul
Mufrad, no. 557; Tirmidzi, no. 2492; Ahmad, 2/179; dan Nu’aim bin Hammad di
dalam Zawaid Az-Zuhd, no. 151]
4.
Kesombongan Merupakan Tirai Penghalang Masuk
Surga.
“Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan
diri di dalamnya!”. [Al-A’râf/7: 13]
Oleh karena itu Allah mengusir Iblis dari surga, Dia Azza wa Jalla berfirman:
Kesombongan itu menjadi tirai penghalang masuk surga karena menghalangi
seorang hamba dari akhlaq orang-orang beriman. Orang sombong tidak menyukai
untuk kaum mukminin kebaikan yang dia sukai untuk dirinya. Dia tidak mampu
bersikap rendah hati dan meninggalkan hasad, dendam, dan marah. Dia juga tidak
mampu manahan murka, dia tidak menerima nasehat, dan tidak selamat dari sifat
merendahkan dan menggibah manusia. Tidak ada sifat yang tercela kecuali dia
memilikinya.
5.
Allah Tidak Mencintai Orang-Orang Yang
Sombong.
Barangsiapa yang memiliki sifat-sifatnya seperti ini, maka dia berhak mendapatkan laknat Allah, jauh dari rahmatNya, Allah memurkainya dan tidak mencintainya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
Barangsiapa yang memiliki sifat-sifatnya seperti ini, maka dia berhak mendapatkan laknat Allah, jauh dari rahmatNya, Allah memurkainya dan tidak mencintainya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari
(keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong.
Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka
rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong”. [An-Nahl/16: 22-23]
6.
Kesombongan Merupakan Sebab Su-ul Khatimah
(Keburukan Akhir Kehidupan).
Oleh karena itu Allah memberitakan bahwa orang yang sombong dan sewenang-wenang
adalah orang-orang yang Allah menutup hati mereka, sehingga mereka tidak
beriman. Sehingga akhir kehidupannya buruk. Allah Azza wa Jalla berfirman:
7.
Kesombongan Merupakan Sebab Berpaling Dari
Ayat-Ayat Allah.
“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi”.
[Al-A’raaf/7: 146]
Yang demikian itu karena orang yang sombong tidak bisa melihat ayat-ayat Allah
yang menjelaskan dan berbicara dengan dalil-dalil yang pasti. Juga karena
kesombongan itu menutupi kedua matanya, sehingga dia tidak melihat kecuali
dirinya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
8.
Kesombongan Merupakan Dosa Terbesar.
Kesombongan memiliki berbagai bahaya seperti ini; maka tidak heran jika ia merupakan dosa terbesar. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
Kesombongan memiliki berbagai bahaya seperti ini; maka tidak heran jika ia merupakan dosa terbesar. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
لَوْ لَمْ تَكُوْنُوْا تُذْنِبُونَ لَخِفْتُ
عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبُ الْعُجْبُ
“Jika kamu tidak berbuat dosa, sungguh aku mengkhawatirkan kamu pada perkara
yang lebih besar dari itu, yaitu ‘ujub, ‘ujub (kagum terhadap diri sendiri)”
[Hadist Hasan Lighairihi, sebagaimana di dalam Silsilah Al-Ahadits
Ash-Shahihah, no. 658, karya syaikh Al-Albani] Di rangkum dari berbagai sumber.
0 komentar:
Post a Comment