Merasa
terheran dan miris ketika melihat orang-orang yang masih memiliki pikiran
secara berlebihan atau pun terlalu menyukai
dan membanggakan diri sendiri, dan enggan untuk menerima masukan atau nasihat
orang lain, merasa bahwa dirinya lah yang paling mengetahui segalanya, atau
menganggap bahwa dirinya lah yang paling hebat, sehingga apapun hal yang di
inginkan atau pun pendapat harus dapat di terima oleh orang lain, lalu apa
gunanya yang namanya musyawarah,? seakan tak berguna apa-apa, selain itu, makan terlalu berlebihan, atau berpakaian, bersolek berlebihan pun tidak di anjurkan, mengapa demikian,
padahal dengan jelas ISLAM tidak menganjurkan seseorang untuk berlebihan.
Firman
ALLAH dalam surat Al-Maaida - Ayat 77
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِن قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَن سَوَاءِ السَّبِيلِ
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.
Allah Ta`ala
berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى
أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Az Zumar : 53)
Sikap melampaui batas termasuk dalam masalah harta dan selainnya, Allah Ta`ala mengingatkan hamba hambaNya dari perbuatan tersebut :
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ
مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ
الْمُسْرِفِينَ
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al A`raaf : 31)
Berkata sebahagian `ulama salaf: “Allah Ta`ala mengumpulkan obat dalam setengah ayat :
وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ
لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al A`raaf : 31)
Dan Allah Jalla
wa `Alaa berfirman :
وَهُوَ الَّذِي أَنشَأَ جَنَّاتٍ مَّعْرُوشَاتٍ
وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفاً أُكُلُهُ
وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهاً وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ كُلُواْ مِن
ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُواْ حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ
لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin), dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al An`aam : 141)
Kemudian di lihat dari berbagai HADITS.
- Dari Ibnu Mas’ud ra, bahwa Nabi saw bersabda: “Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan”, tiga kali Rasulullah menyebutkan hadits ini, baik sebagai berita tentang kehancuran mereka ataupun sebagai do’a untuk kehancuran mereka. (Diriwayatkan oleh Muslim (2670)).
- Orang-orang yang berlebih-lebihan ini, seperti dikatakan oleh Imam Nawawi, ialah orang-orang yang ucapan dan perbuatan mereka terlalu dalam dan melampaui batas. (Syarhun Nawawi ‘ala Muslim, 5/525, terbitan Asy Sa’b, Kairo).
- Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud: “Jauhkanlah dirimu dari berlebih-lebihan (tanaththu’) dan perpecahan”. Yakni berlebih-lebihan dalam membaca berbagai macam qira’at. (An Nihayah, Ibnul Atsir, 5/74, terbitan Isa Al Halabi, Tahqiq Ath Thanahi).
- Sabda Nabi saw dari Ibnu Abbas:“Jauhkanlah diri kamu dari berlebih-lebihan dalam agama karena orang-orang sebelum kamu hancur hanya sebab berlebih-lebihan dalam agama”. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Nasa’i, Ibnu Majjah, Al-Hakim, Ibnu Huzaimah dan Ibnu Hibban dari Ibnu Abbas sebagaimana di dalam shahih Jami’ (2680)).
- “Orang Muslim yang paling besar kesalahannya ialah seseorang yang menanyakan sesuatu yang tidak diharamkan kemudian karena pertanyaannya sesuatu itu menjadi diharamkan”. (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Al I’tisahm dan Muslim dalam Al Fadho’il dari Sa’d bin Abi Waqash, lihat Al Lu’lu’u wal Marjan (1521)).
- “Janganlah engkau tanyakan kepadaku sesuatu yang aku biarkan untuk kamu, karena orang-orang sebelum kamu hancur hanya karena banyaknya pertanyaan mereka dan perselisihan mereka dengan para Nabi mereka. Apabila aku melarang kamu dari sesuatu maka jauhilah dia dan apabila aku memerintahkan sesuatu kepada kamu maka lakukanlah semaksimal mungkin; dan jika aku mencegah kamu dari sesuatu maka tinggalkanlah dia”. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Muslim, Nasa’I dan Ibnu Majjah dari Abu Hurairah. Lihat: Al Lu’lu’u wal Marjan (846) dan Shahihul Jami’ (3430)).’
- Anas ra meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah ditanya oleh para sahabat dengan pertanyaan yang bertubi-tubi sampai membuat Rasulullah marah. Kemudian beliau naik mimbar seraya bersabda: “Janganlah kalian bertanya tentang sesuatu kepadaku pada hari ini kecuali apa yang telah aku jelaskan kepada kalian”. Anas ra berkata: Kemudian aku layangkan pandangan ke kanan dan ke kiri tiba-tiba setiap orang mengusap mukanya dengan pakaiannya karena menangis… Kemudian Umar ra bangkit seraya berkata: “Kami telah ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai Din, dan Muhammad sebagai Rasul. Kami berlindung kepada Allah dari fitnah”. (Muttafaq ‘alaih, Al Lu’lu’u wal Marjan (1523)).
- Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya sampai kepada Yusuf bin Mahik, ia berkata: “Pada waktu aku berada di sisi Aisyah Ummul Mu’minin ra datanglah seorang Irak kepadanya kemudian bertanya: “Kain kafan apakah yang paling baik?”. Aisyah ra menjawab: “Apa salahmu sampai bertanya begitu?”. Orang itu berkata: “Wahai Ummul Mu’minin, perlihatkanlah mushafmu kepadaku”. Aisyah ra berkata: “Kenapa?”. Orang itu berkata: “Agar aku membaca al-Qur’an sesuai dengannya karena ia dibaca tidak tertib”. Aisyah berkata: “Apa salahnya dengan bacaanmu terdahulu?”. (Diriwayatkan oleh Bukhari (4993).
- Berkata al Imam Ibnu Katsir rahimahullahu Ta`ala : dan berkata Ibnu Jureij : “Ayat ini turun pada Tsaabit bin Qeis bin Syammas radhiallahu `anhu, dimana dia memetik buah-buah kurmanya, lalu dia berkata : “Tidak seorangpun yang datang pada satu hari kepada saya kecuali saya beri makan dia”, maka dia beri makan setiap yang datang sampai malam hari sehingga tidak ada tersisa baginya satu butir kurmapun, maka Allah Ta`ala menurunkan ayat mulia ini : (ولا تسرفوا إنه لا يحب المسرفين), yang artinya : Dan janganlah kamu berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Dan telah meriwayatkan al Imam Ibnu Jariir darinya.
- Berkata Ibnu Jureij dari `Atho` bin Abi Rabaah : “Mereka dilarang dari sikap berlebih-lebihan dalam segala sesuatu”
TERJEMAH
DAN TAFSIR AL-QURAN DIGITAL, DAN
KUMPULAN
HADITS.
“TAFSIIR
IBNU KATSIR (6/190).
Jika
ada kesalahan saya mohon maaf, silahkan tinggalkan komentar pada kolom yang
telah di sediakan untuk penyanggahan ataupun untuk perbaikan tulisan ini.
BACA JUGA
- LARANGAN MANUSIA BERSIKAP SOMBONG
- DALIL TENTANG PERTEMANAN
- DALIL DAN HADITS TENTANG PERDAGANGAN
- DALIL DAN HADITS PENTINGNYA MENJAGA UCAPAN
- TERJEMAHAN SURAT YASIIN
7 komentar:
good article
terima kasih gan, artikelnya sangat bermanfaat.
like this, di tunggu update selanjutnya.
Bagus isinya
Sangat bermanfaat!!!!!!!
sangat membantu unruk mencari referensi, terima kasih. semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang ilmu Agama.
Sangat bermanfaat, semoga menjadi amal ibadah yang tidak terputus Aamiin
Post a Comment