MAKALAH SASARAN DAN OBJEK PENILAIAN
oleh
Untuk mendownload file PDF makalah ini silahkan (klik disini) atau masuk ke menu Downloadjangan lupa untuk menampilkan referensi dari blog ini riyansaludi.blogspot.com
Keyword: Unsur penilaian, objek penilaian, ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sejalan dengan perkembangan pendidikan di Indonesia
kita tentunya mengenal istilah evaluasi di dalam dunia pendidikan. Kita
mengetahui bahwa setiap jenjang dan
jenis pendidikan dalam setiap periode pendidikan tertentu selalu
mengadakan evaluasi. Kegiatan ini di lakukan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik di dalam memahami materi pembelajaran, perkembangan
hasil belajar, bakat khusus, minat, hubungan sosial sikap dan kepribadian siswa
atau peserta didik dan juga apakah sudah tepat metode dan materinya sesuai
dengan tujuan yang telah di rumuskan.
Akan tetapi dalam realita yang terjadi di dalam
dunia pendidikan saat ini seorang guru yang terkait langsung dengan
pembelajaran tak sedikit yang mengalami kesulitan dalam memahami sasaran dan
obyek penilaian hasil belajar peserta didik, selain itu evaluasi yang di
lakukan seorang evaluator tersebut hanya sebatas penilaian semata. Guru
hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik yang mampu dan terampil dalam
melaksanakan penilaian, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh
siswa setelah ia melaksanakan proses belajar.
Oleh sebab itu salah satu
upaya untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya pamahaman mengenai sasaran
dan obyek penilaian dalam pembelajaran sehingga jika terjadi kekurangan ataupun
kelemahan didalamnya dapat segera di perbaiki untuk kedepannya agar tujuan
pem-belajaran yang telah di rumuskan pada kurikulum dapat tercapai sesuai yang
di harapkan, kemudian pemakalah akan menguraikan beberapa bagian dari sasaran
dan objek pembelajaran di antaranya mengenai unsur- unsur sasaran penilaian meliputi input,
transformasi, dan output. Kemudian yang menjadi obyek penilaian di antaranya
yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
B.
RUMUSAN MASALAH
Setelah kita melihat latar belakang di atas maka
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja yang menjadi unsur-unsur penilaian ?
2. Apa saja objek penilaian?
3. Apa saja ranah kognitif, afektif dan psikomotor ?
C.
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi pendidikan dan semoga bisa menjadikan
sumbangsih dalam pengetahuan, yang sekiranya dapat membantu untuk menambah
pemahaman mengenai sasaran dan objek penilaian, di antaranya:
1.
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi unsur-unsur penilaian.
2.
Untuk mengetahui objek penilaian.
3.
Untuk mengetahui ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. SASARAN EVALUASI
Objek atau sasaran evaluasi pendidikan adalah segala
sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang di jadikan
pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin
memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut.[1]
Objek penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan
karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Dengan
menggunakan diagram tentang transformasi maka untuk unsur-unsur sasaran objek evaluasi pendidikan
meliputi :
a. Input
Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi
yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk
mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup 4 hal :
1) Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program dalam suatu lembaga/sekolah/institusi maka
calon siswa harus memiliki kemampuan yang sepadan. Alat ukur yang digunakan
untuk mengukur kemampuan ini disebut tes kemampuan atau attitude test.
2) Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan
bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu, informasi tentang
kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang
disebut tes kepribadian atau pesonality test.[2]
3) Sikap-sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai
gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini
merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan
maka banyak orang yang menginginkan informasi khusus tentangnya. Alat untuk
mengukur keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test.
Oleh karena tes ini berupa skala, maka lalu disebut skala sikap atau attitude
scale.
4) Inteligensi
Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan tes inteligensi yang
sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes
buatan Binet dan Simon yang dikenal dengan tes Binet-Simon. Selain itu ada lagi
tes-tes yang lain misalnya SPM, Tintum, dan sebagainya. Dari hasil tes akan
diketahui IQ (Intelligence Quotient) orang tersebut.
b. Transformasi
Telah dijelaskan bahwa banyak unsur yang terdapat dalam tranformasi yang
semuanya dapat menjadi sasaran atau obyek penilaian demi diperolehnya hasil
pendidikan yang diharapkan. Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek
penilaian antara lain :
a)
Kurikulum/materi,
b)
Metode dan cara penilaian,
c)
Sarana pendidikan/media,
d)
Sistem administrasi,
e)
Guru dan personal lainnya.[3]
c. Output
Penilaian terhadap lulusan
suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program pendidikan. Alat yang digunakan
untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.[4]
B. OBJEK EVALUASI PENIDIKAN
Dalam dunia pendidikan
khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input atau bahan mentah yang
siap untuk di olah, tidak lain adalah para calon pesserta didik. Di lihat dari
segi input ini maka objek evaluasi pendidikan ini meliputi aspek kemampuan,
aspek kepribadian, dan aspek sikap.[5] Bloom
bersama rekan-rekannya telah menjadi pelopor dalam menyumbangkan suatu
klasifikasi tujuan pembelajaran (educational objectives). Ada tiga ranah
yang selanjutnya di sebut taksonomi (pengelompokan) yaitu ranah kognitif,
afektif dan psikomotor.
Adapun taksonomi yang
dimaksud adalah: Ranah kognitif (cognitive domain) menurut bloom
dan kawan-kawannya mencakup : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),
penerapan (application), analisis (analysis), sintesis
(synthesis), dan evaluasi (evaluation). Ranah afektif (affective
domain) menurut taksonomi
Krathwohl, Bloom, dan kawan-kawan meliputi : penerimaan (receiving), partisipasi (responding), penilaian/penentuan sikap (valuing), organisasi(organization), pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex). Ranah psikomorik (psykomotoric domain)
menurut klasifikasi simpson mencakup: persepsi ( perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided
response), gerakan yang terbiasa (mechanical response), gerakan yang kompleks (complex response), penyesuaian pola gerakan (adjustment), dan kreatifitas (creativity).[6]
1. ASPEK KEPRIBADIAN
Aspek kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang dan
menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti program pendidikan
tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi
kepribadiannya masing-masing, sebab baik buruknya kepribadian peserta secara
psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program
pendidikan tertentu. Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkap
kepribadian seseorang adalah dengan jalam menggunakan tes kepribadian (personality
test).[7]
2. ASPEK KOGNITIF (KEMAMPUAN)
Aspek kognitif (kemampuan) adalah ranah yang mencakup
kegiatan mental (otak). Yang menjadi tujuan pengajaran di SD, SMP, dan di SMU
pada umumnya adalah peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif. Dalam
aspek kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir menurut taksonomi
Bloom (1956), yang diurutkan secara hierarki piramidal. Sistem klasifikasi
Bloom itu dapat digambarkan sebagai berikut:
Add caption |
Keenam aspek ini bersifat kontinum dan overlap (saling
tumpang tindih). Aspek yang kebih tinggi meliputi semua aspek di bawahnya.
Overlap antara aspek-aspek kognitif ini dapat digambarkan
seperti gambar di bawah ini
Dengan demikian :
Aspek 2 meliputi juga aspek 1;
Aspek 3 meliputi juga aspek 2 dan 1;
Aspek 4 meliputi juga aspek 3, 2 dan 1;
Aspek 5 meliputi juga aspek 4, 3, 2 dan 1;
Aspek 6 meliputi juga aspek 5, 4, 3, 2 dan 1;
Berikut ini penjelasan singkat tiap aspek sebagaimana dalam taksonomi
Bloom.
a. Pengetahuan (knowledge)
Adalah aspek yang paling dasar, seringkali juga di sebut aspek ingatan atau
mengingat-ingat kembali (recall). Kemampuan seseorang untuk mengingat atau
mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan
sebagainya, tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Dalam penilaiannya
bentuk soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini antara lain: benar-salah,
menjodohkan isian atau jawaban singkat, dan pilihan ganda.[8]
b. Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui
tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Kemampuan ini umumnya
mendapat penekanan dalam proses belajar-mengajar. Sisiwa di tuntut memahami
atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang di komunikasikan
dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal
lain. Bentuk soal yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah
pilihan ganda dan uraian.
Kemampuan pemahaman dapat di jabarkan menjadi tiga, yaitu :
1.
Menerjemahkan (translation)
Pengertian menerjemahkan di sini bukan saja pengalihan (translation)
arti dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi
abstrak menjadi model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang
mempelajarinya. Kata kerja operasional yang di gunakan untuk merumuskan dan
mengukur kemampuan menerjemahkan ini adalah: menerjemahkan, mengubah,
mengilustrasikan dan sebagainya.[9]
2.
Menginterprestasi ( interpretation)
Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan. Ini adalah kemampuan untuk
mengenal dan memahami. Ide utama suatu komunikasi. Misalnya: diberikansuatu
diagram, table, grafik, atau gambar-gambar lainnya kemudian peserta didi di
minta untuk menafsirkannya.
3.
Mengekstrapolasi (
extrapolation)
Berbeda dengan menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya.
Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.
Contoh yang sederhana: 2-4-6-8-10…-…
Siswa diminta mengisi dua bilangan yang merupakan kelanjutan dari deret
itu. Selain ekstrapolasi ada juga intrapolasi perbedaannya hanya pada letak titik-titik,
jika letak titiknya di tengah disebut intrapolasi.
Kata kerja operasional yang dapat dipalai untuk mengukur kemampuan ini
adalah memperhitungkan, mempakirakan, menduga, menyimpulkan, meramalkan,
membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik kesimpulan.[10]
c. Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide
umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,
teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Pengukuran
kemampuan ini umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem
solving). Melalui pendekatan ini
siswa dihadapkan dengan suatu masalah. Masalah riil atau hipotesis, yang perlu
dipecahakan dengan menggunakan pengetahuan yang milikinya. Bentuk soal yang
sesuai untuk mengukur aspek penerapan antara lain pilihan ganda dan uraian.
Kata kerja operasional untuk merumuskannya adalah menggunakan, meramalkan,
menghubungkan, meng-generalisasi, memilih, mengembangkan, mengorganisasi, meng-ubah,
menyusun kembali, mengklasifikasi, menghitung, menerap-kan, menentukan dan
memecahkan masalah.[11]
d. Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau
keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di
antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
Dengan jalan ini situasi atau keadaan tersebut menjadi lebih jelas. Bentuk soal
yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan danda dan uraian.
e. Sintesis (synthesis)
Merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara
logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk
pola baru.
f. Penilaian (evaluation)
Merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu
situasi, nilai atau ide. Kemampuan ini
seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau
konsep berdasarkan kriteria tertentu.[12]
3. ASPEK AFEKTIF (SIKAP)
Aspek afektif (sikap) adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai[13]. Aspek
afektif pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia,
sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memencar keluar. Aspek afektif
ini oleh Krathwohl (1974) dan kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi
ke dalam lima jenjang, yaitu :
a. Menerima atau memperhatikan (receiving or attending).
Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut
dalam fenomena khusus (kegiatan dalam kelas, music, baca buku, dan sebagainya).
Di pandang dari segi pengajaran jenjang ini ber-hubungan dengan menimbulkan,
mempertahankan, dan mengarahkan perhatian siswa.
b. Menanggapi/ partisipasi (responding).
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini siswa
tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya
dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan
kemauan untuk menjawab.
c. Menilai atau menghargai/ penentuan sikap (valuing).
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu
objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai dari
hanya sekedar penerimaan nilai ( ingin memperbaiki keterampilan kelompok)
sampai pada tingkat komitmen yang lebih tinggi ( menerima tanggung jawab untuk
fungsi kelompok yang lebih efektif), penentuan sikap ini mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu yang
memposisikan diri sesuai denagn penilaiannya itu.
d. Mengatur atau mengorganisasikan (organization)
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda,
menyelesaikan/memecahkan konflik di antara nilai-nilai itu, dan mulai membentuk
suatu system nilai yang konsisten secara internal.
e. Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai (characterization by a value or value complex)
Pada jenjang ini individu memiliki system nilai yang mengontrol tingkah
lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga membentuk karakteristik “
pola hidup”. Jadi tingkah lakunya menetap, konsisten, dan dapat
diramalkan.hasil belajar meliputi sangat banyak kegiatan, tapi penekankan lebih
besar diletakan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau
karakteristik siswa itu.[14]
4. ASPEK PSIKOMOTOR (KETRAMPILAN)
Aspek Psikomotor (ketrampilan) adalah aspek yang
berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah
seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu)
dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan untuk berprilaku).[15] Hasil
belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar
psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan
tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam aspek kognitif dan aspek
afektifnya. Aspek penilaian psikomotor terdiri dari :
persepsi ( perception),
kesiapan (set),
gerakan terbimbing (guided response),
gerakan yang terbiasa (mechanical response),
gerakan yang kompleks (complex response),
penyesuaian pola gerakan (adjustment),
dan kreatifitas (creativity)
a. Persepsi (perception).
Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua
perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antar ciri-ciri fisik yang khas
pada masing-masing rangsangan, yang dinyatakan dengan adanya suatu reaksi yang
menunjukan kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulation) dan
perbedaan antara rangsangan yang ada. Misalnya siswa akan mampu membedakan
huruf d dan g atau antara bentuk angka 6 dan 9 yang
di tulis di papan tulis.
b. Kesiapan (set)
Mencakup kemampuan untuk menempatkan diri dalamkeadaan akan memulai sesuati
gerakan atau rangkaian gerakan yang dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani
dan mental. Misalnya siswa akan mampu mengambil posisi tubuh yang tepat,
sebelum meninggalkan garis start dalam perlombaan lari cepat.
c. Gerakan terbimbing (guided response)
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, yang
dinyatakan dengan menggerakan anggota tubuh menurut contoh yang telh diberikan.
d. Gerakan yang terbiasa (mechanical response)
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan
lancar, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan, karena ia sudah
mendapat latihan yang cukup, yang dinyatakan dengan menggerakan anggota-anggota
tubuh. Misalnya siswa akan mampu meloncat dan menitipkan bola volley dalam 10
menit, dengan membuat kesalahan selama 5 kali.[16]
e. Gerakan yang kompleks (complex response)
Mencakup kemampuan untuk
melaksanakan suatu ketrampilan yang terdiri atas berbagai komponen, dengan
lancar, tepat dan efisien, yang dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang
berurutan, serta menggabungkan beberapa sub ketrampilan menjadi suatu
keseluruhan gerakan yang teratur. Misalnya siswa mampu membuat sebuah sekrup
yang panjangnya 3cm dan tebalnya 0,5cm, dalam waktu setengah jam dengan
menggunakan mesin listrik di bengkel.
f.
Penyesuaian pola gerakan (adjustment)
Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan
dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan
kondisi setempat atau dengan menunjukan suatu taraf ketrampilan yang telah
mmencapai kemahiran. Misalnya seorang pemain yang menyesuaikan pola
permainannya dengan gaya bermain dari lawannya dengan kondisi lapangan.
g.
Kreatifitas (creativity)
Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola
gerak-gerik yang baru, yang dilakukan atas prakarsa atau inisiatif sendiri.
Hanya orang yang berketrampilan tinggi dan berani berfikir kreatif akan mampu
mencapai tingkat kesempurnaan ini.[17]
Menilai tujuan belajar psikomotor berbeda dengan
cara menilai tujuan belajar kognitif. Tidak semua tujuan psikomotor dapat
diukur dengan tes, melainkan tujuan belajar yang bersifat ketrampilan ini dapat
diukur dengan kemmam[uan atau ketrampilan siswa dalam mengerkajan sesuatu.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam penilaian hasil pembelajaran terdapat objek dan sasaran penilaian
di antaranya terdapat unsur-unsur objek penilaian yang pertama yaitu input yang meliputi kemampuan,
kepribadian, sikap-sikap, dan intelegensi. Selanjutnya unsur yang kedua yang
menjadi objek penilaian yaitu transformasi yang meliputi kurikulum/materi, metode dan cara
penilaian, sarana pendidikan/media, system administrasi, guru dan personal
lainnya. Yang ketiga adalah output yaitu penilaian terhadap lulusan suatu sekolah.
Kemudian yang mejadi sasaran dalam penilaian yang di sebut sebagai
taksonomi yang dimaksud adalah: Ranah kognitif (cognitive domain)
menurut bloom dan kawan-kawannya mencakup : pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis),
sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Ranah afektif (affective
domain) menurut taksonomi
Krathwohl, Bloom, dan kawan-kawan meliputi : penerimaan (receiving), partisipasi (responding), penilaian/penentuan sikap (valuing), organisasi (organization), pembentukan pola hidup (characteri-zation by a value or value
complex). Ranah psikomorik
(psykomotoric domain) menurut klasifikasi simpson mencakup: persepsi (
perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan yang terbiasa (mechanical
response), gerakan yang kompleks (complex response), penyesuaian pola gerakan (adjustment), dan kreatifitas (creativity)
Daftar pustaka
Arikunto, Suharsimi.2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. Ed. Revisi cet. 10. Daryanto.2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta, cet. 4.
Sudjiono, Anas.2006,.Pengantar Evaluasi Penidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sudaryono.2012.Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu
Sudjiono, Anas.2006,.Pengantar Evaluasi Penidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sudaryono.2012.Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu
[2]
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara, Ed. Revisi cet. 10, 2009, hlm 20
[3]
Ibid.,
[6]
Sudaryono,Dasar-Dasar
Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hlm. 43
[8] Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka cipta, 2007cet. 4, ,
hlm 103
[9] Ibid., hlm
106-107
[10] Ibid., hlm
108
[13]
Sudaryono,Dasar-Dasar
Evaluasi Pembelajaran, hlm. 46
[15] Sudaryono,Dasar-Dasar
Evaluasi Pembelajaran, , hlm. 47
[16] Ibid.,
hlm 48
2 komentar:
makasih gan, makalahnya sangat membantu untuk tugas kuliah.
Ijin download min, terima kasih
Post a Comment