Nikmat mu, Ujian mu
“Jangan terlalu bangga dengan nikmat yang telah Allah berikan kepadamu, dan jangan berkecil hati jika keinginan dan harapan yang engkau idamkan belum terwujud.”
Sering kita temui di dalam sebuah lingkungan masyarakat kontemporer yang notabene tempat terluas seseorang berinteraksi dan bersosialisasi dimana semua orang melakukan berbagai aktivitasnya masing-masing, dalam setiap langkah kehidupan yang di alami seseorang tentunya tidak terlepas dari yang namanya nikmat (comfort) dan masalah (problem), nikmat yang di berikan Allah SWT kepada setiap makhluknya, mulai dari nikmat sehat, nikmat umur yang panjang, nikmat iman, nikmat rezeki yang melimpah dan halal serta berbagai nikmat yang tak dapat di ungkapkan satu persatu karena berbagai nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita semua. Dari berbagai nikmat tersebut apakah kita sudah benar-benar menggunakannya sebaik mungkin (do the best time for everytime), apakah kita sudah bersyukur atas segala Nikmat yang telah hadir di kehidupan ini? Pertanyaan ini hanya sebatas agar kita kembali membuka hati dan pikiran kita supaya tetap dan selalu bersyukur kepada Allah sang maha pencipta yang telah menganugrahkan semua kenikmatan itu kepada hambanya. Janganlah menjadi manusia yang sombong (tak mau bersyukur dan menghadap kepada Allah) dengan segala nikmat yang telah Allah berikan kepada hambanya, karena jelaslah semua kenikmatan yang ada dalam kehidupan ini merupakan kenikmatan yang datangnya dari Allah SWT.
Coba kita perhatikan firman Allah berikut ini
فَإِذَا مَسَّ الْإِنسَانَ ضُرٌّ دَعَانَا ثُمَّ إِذَا خَوَّلْنَاهُ نِعْمَةً مِّنَّا قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ ۚ بَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَArtinya “Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.” ( QS. Az-Zumar ayat 49)
Maksudnya adalah ; (Maka apabila manusia ditimpa) yang dimaksud adalah jenis manusia (bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya) Kami anugerahkan kepadanya (nikmat) yakni pemberian nikmat (dari Kami ia berkata, "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah atas sepengetahuan) dari Allah bahwasanya aku adalah orang yang pantas untuk mendapatkannya." Atau dengan kata lain, karena kepintaranku. (Sebenarnya itu)maksudnya, ucapan itu (adalah ujian) cobaan yang ditimpakan kepada seorang hamba (tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui) bahwasanya pemberian nikmat itu merupakan Istidraj dan ujian baginya.(tafsir Jalalayn)
Jadi seharusnya manusia tetap selalu berfikir bahwasanya semua nikmat datangnya dari Allah SWT, karena semua nikmat yang Allah berikan itu bukanlah hanya sebuah nikmat yang memang di berikan kepada hambanya karena hasil jerih payah yang di usahakannya akan tetapi nikmat yang Allah berikan itu terkadang memang sengaja di berikan untuk menjadi sebuah ujian dalam kehidupannya, hanya saja kebanyakan dari mereka tidak memikirkannya atau bahkan tidak mengetahuinya. Sebagai contoh kecil, seseorang yang di berikan kelebihan harta dengan lifestyle yang luxury bagi mereka yang tak memikirkannya itu memang mungkin hasil dari jerih payah yang telah ia lakukan, tanpa memikirkan dari mana asalnya kenikmatan tersebut, disitulah letak ujian yang Allah berikan, dengan kehidupan yang bergelimang harta tersebut apakan seseorang tetap dalam keimanannya, atau memikirkannya untuk menggunakan harta itu dengan sebaik mungkin dan memikirkan bahwa semua yang dimilikinya ada hak orang lain di dalammya. Nah dari sini dapat kita pahami bahwasanya sebagai manusia yang memiliki akal kita haruslah terus memahami dari berbagai nikmat yang kita dapatkan ini adalah untuk selalu mengingat Allah SWT, kepadanyalah kita harus taat dan patut untuk tunduk serta bersyukur dengan meyakini semua yang ada di kehidupan ini adalah kehendaknya, temasuk nikmat yang di berikan untuk menguji keimanan, karena ujian tentunya di berikan untuk menaikan level kita terhadap apa yang mestinya di capai, berarti Allah memberikan ujian kepada kita untuk menaikan derajat kita di sisinya.
Selain nikmat yang telah hadir menemani perjalanan kehidupan ini tentunya juga terdapat masalah yang juga pasti menyertai di dalamnya, dalam kehidupan tentunyanya terdapat dua hal tersebut yang tak dapat di pisahkan keberadaannya. Berbagai problem, ujian dan bahkan Masalah besar yang melanda tersebut terkadang dapat membuat orang bertendensi merasakan ketidakadilan atas takdir yang menimpanya itu, sehingga seseorang merasakan jauh dari rasa bersyukur kepada Allah, padahal masalah yang datang tersebut merupakan sebuah ujian dari Allah kepada hambanya, akan tetapi hanya sedikit orang yang memahami hal tersebut, meski mereka sadar akan cobaan dan ujian yang tentu akan menghampiri setiap manusia akan tetapi mereka tak menganggapnya sebagai ujian bahkan terkadang menyalahkan takdir akan masalah yang menghampirinya. Disanalah pentingnya kita sebagai manusia yang di berikan akal dan hawa napsu, seharusnya kita dapat menggunakan keduanya dengan bijak, dengan akal kita dapat berfikir dengan baik, dapat membedakan mana yang benar dan yang salah, mana harus di lakukan dan mana yang tidak, dengan akal itulah sebagai manusia untuk terus mengembangkan pemikirannya serta mendewasakan diri untuk dapat mengarungi lautan kehidupan yang sangat luas ini, dengan akal pula kita di tuntut untuk terus belajar dan belajar dari berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan ini.
Oleh sebab itu jika kita sedang di timpa musibah atau masalah atau bahkan suatu keinginan kita belum juga terwujud haruslah kita introspeksi diri, mengapa hal tersebut menghampiri kita, mengapa hal tersebut terjadi pada kita, kemudian dari introspeksi diri itulah kita dapat memecahkan masalah yang terjadi tersebut, selain itu kita terus berusaha, tetap sabar dan berkhusnudzon kepada Allah atas ujian serta cobaan yang menimpa kita dan juga meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT, karena tentunya di dalam sebuah masalah yang hadir dalam kehidupan ini terdapat hikmah di dalamnya.
Allah berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 155
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَArtinya “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(Dan sungguh Kami akan memberimu cobaan berupa sedikit ketakutan) terhadap musuh, (kelaparan) paceklik,(kekurangan harta) disebabkan datangnya malapetaka, (dan jiwa) disebabkan pembunuhan, kematian dan penyakit,(serta buah-buahan) karena bahaya kekeringan, artinya Kami akan menguji kamu, apakah kamu bersabar atau tidak. (Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar) bahwa mereka akan menerima ganjaran kesabaran itu berupa surga. .(tafsir Jalalayn)
Dalam ayat ini kita dapat mengambil hikmah serta pelajaran yang terkandung didalamnya bahwa dalam setiap masalah yang kita hadapi kita diharuskan untuk terus bersabar karena masalah yang menimpa dalam hidup ini adalah sebuah ujian dari Allah SWT, Selain bersabar tersebut kita juga di haruskan untuk menghadapi masalah tersebut dengan tetap beriman kepada Allah berusaha menghadapi dan memecahkan masalah yang sedang di hadapinya. Dari masalah, cobaan, ujian tersebut Allah pasti akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi, maka dari itu tetaplah berusaha dan jangan berkecil hati, jangan putus asa dan pantang menyerah jika hal yang kita inginkan belum juga terwujud. Ingatlah bahwa Allah Maha Kaya, dengan segala niat baik yang kita lakukan akan ada kebaikan berlipat ganda yang Allah berikan kepada kita sebagai hambanya.
“Tak ada hal yang tak mungkin jika Allah menhendaki”Mohon maaf jika ada salah kata di dalam tulisan ini, dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
0 komentar:
Post a Comment